Makassar, Maret 2019. Sabtu bukan hari kerja, tetapi lembur dengan 8 jam masa kerja sedikit berbeda. Ada menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Balai Diklat Keagamaan Makassar. Tentu saja saya harus hadir bersama beliau yang datang 7.30 yang disambut meriah bukan hanya widyaiswara, tetapi juga seluruh ASN di Lingkungan BDK Makassar.
Menag diawal arahannya meminta tiga orang peserta untuk mengajukan pertanyaan seputar persoalan yang dihadapi dalam melaskanakan tugasnya. Sayangnya ketiga guru tersebut hanya mempertanyakan persoalan teknis saja sehingga harus diagendakan oleh menteri untuk dibicarakan dengan Dirjen PAI.
Menag hanya menyampaikan bahwa “sejak dua tahun lalu keinginan kita seluruh rekruitmen dan pembinaan ASN Guru dan pengawas berada di bawah tanggungjawab kementerian agama. Akan tetapi masih bermasalah pada proses rekruitmen karena yang lolos belum memiliki kompetensi yang memadai salah satunya karena guru PAI tidak berasal dari sekolah agama atau pesantren.
Dalam arahannya Menag menegaskan pentingnya mengembalikan esensi agama baik dalam tataran keyakinan dan credial peribadatan, sehingga tidak menjadikan agama sebagai sumber konflik.
“Mari setiap kita untuk mengembalikan agama pada subtansi atau esensi ajaran yang sesungguhnya. Sekrang iniagama mengalami penyalahgunaan baik pemahaman dan pengamalannya.