Jeda di Waktu

Bagaimana sebuah peristiwa membawa sebuah topik pembelajaran yang berharga bagi setiap orang. Kuhn pernah berpesan dalam narasi filsafatnya, bahwa fenomena adalah sebuah cara untuk mengungkap sebuah kebenaran. Didalamnya ada hal-hal yang beradu antara kebenaran dan kesalahan. Kebenaran menjadi tujuan utama untuk mempertahankannya dan kesalahan menjadi dasar untuk menemukan kebenaran. Proses ini sesungguhnya adalah proses belajar, dari tidak tahu menjadi tahu, dari salah menjadi benar, dari sederhana menjadi kompleks, demikian seterusnya.

Kebenaran dan pembenaran memang kadangkala menjadi sebuah pilihan dan bahkan pembenaran menjadi lebih dominan. Kebenaran adalah persepakatan bersama, sementara pembenaran bisa jadi lahir dari kecenderungan pribadi. Ada batas membran yang sulit ditemukan untuk membedakan keduanya. Ketika seseorang memiliki kekuasaan, maka yang kadang menjadi dominan adalah pembenaran, bukan kebenaran. Catatan Edward III telah pula dengan cermat mengungkap bahwa sebuah kebenaran dalam koridor tindakan penguasa perlu memeroleh kesepakatan dari para khalayak sehingga dapat dilakukan secara bersama sama yang bermakna kebenaran bukan pembenaran. Ada sosialisasi, komunikasi, sumber daya yang turut mempengaruhi lahirnya kesepakan menjadi kebenaran, bukan pembenaran oleh seorang pemimpin. Edward mencatat bahwa tindakan pada tahapan ini akan menetapkan seorang pimpinan menjadi diktator atau tidak.

Ketika menjadi bawahan, banyak hal yang membuat seseorang karena kepemimpinannya merasa terintimidasi, disepelekan dan diperlakukan tidak adil. Tapi ketika dirinya berada pada posisi pemimpin, hal yang dilakukannya juga tetap sama dengan apa yang dirasakannya, mengintimidasi, meyepelekan dan meperlakukan seseorang secara tidak adil.

Pada medio tertentu sebuah peristiwa yang menempatkan seseorang menjadi obyek penderita tidak menjadi sebuah pelajaran berharga bagi dirinya. Karena, ketika pada medio tertentu tindakan yang dilakukannya menjadikan orang lain sebagai obyek penderita, sepertinya melupakan bahwa apa yang dirasakan dirinya turut dirasakan oleh orang lain. Setiap rentetan peristiwa itu ada jeda. Temukan kesalahan pada jeda itu agar tak mengulanginya.

Banyak peristiwa yang terjadi yang dapat menjadi pelajaran bagi siapa saja yang menyadarinya. Tetapi kebanyakan orang tak pernah sampai pada sebuah titik kesadaran bahwa pengalaman tersebut adalah sumber belajar baginya. Ramadhan 2020 adalah sebuah rentetan peristiwa yang pada suatu ketika saat jeda, akan menyemat beragam pelajaran nyata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *