Berpuasalah, bukan karena ingin dihormati

Puasa ramadhan kali ini memunculkan kembali satu ujian besar terkait dengan toleransi atau intoleransi antara umat beragama. Pasalnya muncul beberapa kasus di daerah di Indoensia, yang menyebabkan terjadinya perdebaan seru di sosail media, hingga seorang bupati perempuan di bully nitizen karena mengelurkan perda terkait dengan penghormatan pada bulan Ramadhan. Sebenarnya saya secara pribadi beberapa hari ini menahan diri untuk berkomentar, paling tidak di sosial media. Akan tetapi salah satu akun facebook kawan saya terbaca dan membuat saya seperti kehilangan kendali. Ada pernyataan bernada ajakan yang justru menurut hemat saya tidak semestinya dituliskan karena sangat bernada propokatif. Ramadhan ini memang diperuntukkan bagi Orang-orang beriman saja.

Hanya orang beriman yang menghargai Ramadhan

Kalimat ini sederhana, tetapi jika menelusuri pada beberapa perintah dalam al-quran tentang ramdhan, puasa dan beberapa kemuliaan bulan ini, seluruhnya cederung memuat ajakan dan perintah bagi mereka yang tergorlong beriman. Secara sederhana pastilah dipahami bahwa orang yang menghargai bulan ramadhan tentu hanya orang beriman. Menghargai tentu dalam arti melaksanakan beberapa kewajiban yang muncul atas bulan Ramadhan seperti Puasa, Zakat dan memperbanyak amalan sholeh. Ini juga menjadi penegas bahwa tidaklah elegan jika memaksakan orang lain untuk menghargai bulan suci ini seperli layaknya orang beriman menghargainya.

Hormatilah orang berpuasa

Ingat Tere Lie. yang mengumbar pandangannya tentang orang berpusa dan orang yang menghargai orang berpuasa. Perlukan kita orang muslim yang sedang berpusa, memaksa orang lain menghargai kita. Peernyataan ini jika dikodifikasikan dengan salah satu hadits nabi yang menganjurkan bahwa jika seseorang diatara kamu menyodorkan makanan sementara kamu sedang berpuasa maka hendaklah mengatakaan: “Maaf saya sedang berpuasa“. Artinya secara sederhana bukan salah bagi mereka yang tidak paham menyodorkan makanan sementara kita sedang berpuasa. Justru kita harus dengan bijaksana menolak ajakan mereka. Bukan dengan cara yang tidak elegan. Jika tidak, maka pasti meerka akan mencemooh dan menganggap kita tidak beradab. Tapi jika dengan hikmah kita menolaknya, tentu mereka akan menumbuhkan rasa penghargaanmereka yang tinggi kepada kita yang sedang berpuasa.

Dengan demikian, seebnarnya kita tidak perlu uring-uringan jika ada diantara mereka yang sedang tidak berpuasa. Apakahmereka menyodorkan makanan atau tidak, makan didepan kita, menjual makanan, dibalik tirai atau ditempat terbuka. Sepertinya tidak perlu dipersoalkan. apalagi jika yang melakukan tindakan tersebut bukan dari mereka-mereka yang tidak diwajibakan puasa atasnya. Karena jika hal tersebut tetap dilakukan, ada kesan bahwa kita sesungguhnya sedang memaksa orang lain untuk menghormati dan menghargai kita yang sedang menjalankan ajaran agama yang kita yakini.

Berpuasalah, bukan karena ingin dihormati

Puasa itu kewajiban bagi umat Islam yang beriman. Puasa adalah ibadah yang hanya Hamba dan Allah saja yang mengetahuinya. Puasa bukan berarti semua orang harus menghargai apa yang sedang anda lakukan. Berpuasa adalah beribadah. Jika dalam keadaan berpuasa anda bertemua dengan orang yang sedang tidak berpuasa janganlah berprasangka buruk. Mungkin saja mereka adalah non muslim, atau hamba sahaya, atau buruh harian, atau sedang haid atau nifas. Tak perlu memaksa mereka untuk sembunyi di dalam gua menikmati makanannya. Biarkanlah, dan jika kamu tak kuasa menahan lapar karena melihat mereka makan, hendaklah menghindar. Jika kamu sangat yakin bahwa mereka orang Islam yang tidak sedang udzur menjalankan kewajiban puasanya, maka hendaklah menegurnya dengan bijaksana. Jika tak kuasa dengan tindakan, hendaklah dengan ucapan, dan juga jika tak mampu dengan ucapan, doakanlah mereka itu agar terbuka pintu hatinya untuk dapat menjalankan ajaran agamanya secara baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *