Hikmah Dibalik Kematian

Hari ini kawan, dengarlah sedikit kisahku. Saat aku duduk memaksa akal untuk menalar semua yang ada disekitarku. Ada bahagian yang terlupakan yaitu Kematian. Sementara kematian itu menjadi Sunnatullah, pasti akan terjadi. Tak ada seorangpun yang mampu menolak kematian itu. Segala sesuatu yang bernama makhluk hidup pasti akan mengalami kematian. Tanaman yang dulunya tumbuh dari kecambah menjadi pohon yang tinggi menjulang dengan daun lebat serta batang  yang kokoh yang ditopang oleh akar yang menjalar, pada masanya akan mengalami kematian. Kematiannnyapun berproses dari ggurnya daun, terkelupasnya kulit batang, dahannya jatuh satu persatu beserta rantingnya, lalu batangnya keropos serta akarnyapun mengering.

Tentulah tidak salah jika disebutkan bahwa sesungguhnya nasihat yang paling baik itu adalah kematian (maut). Bahwa segala sesuatu memiliki siklus masing-masing denga model kurva terbalik. Berangkat dari nol dan berhenti pada titik nol. Dari Tiada-ada-kemudian menjadi tiada. Sebuah proses yang mutlak terjadi. Dan kematian itu juga selalu menunggu waktu yang tepat untuk datang menghampiri kita.

Pertanyaanya kemudian adalah “sudahkah kita siap menghadapi kematian itu. Pernahkan terpikir bahwa hidup kita, aktivitas kita sesungguhnya adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menyiapkan kematian kita secara baik (Khusnul Khotimah). Pernahkan kita menghisab seluruh yang kita lakukan bahwa telah lebih dominan kegiatan kita untuk persiapan kematian atau masih diatasi oleh kepentingan kepentingan lain. Tak salah mungkin jika kukatan bahwa “hidupku adalah untuk mati”. Dan hematku semua orang juga demikian. kita hidup untuk mati, bukan hidup untuk hidup lagi.

Seberapa banyak hikmah yang terkandung dari kematian itu, tentulah nalarku sekarang tak kuasa menjangkaunya. Allah telah menggariskan bahwa kematian adalah menjadi salah satu rahasia terbesar-Nya untuk makhluknya. akan tetapi dari fenomena kematian itu, analogi sederhana yang dapat kupikirkan adalah ketidak mampuanku membayangkan jika kematian itu tidak ada. Berapa banyak tumbuhan yang memenuhi alam ini jika tidak ada yang mati. Berapa banyak manusia yang menghuni bumi ini jika tidak mati. Berapa banyak binatang yang  berkeliaran dimana-mana jika tak mati.

Tentu bumi ini akan penuh sesak. Sungguh Maha Kuasa Allah yang dengan kekuasaan-Nya menciptakan kematian.
Allahu Akbar
Wallahu’ ‘a’lam bii sshowwab

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *