jendela menguak lebar tak kau hirau
memilih pintu yang terbuka separuh
memaksa badanmu ringkih melewatinya
“engkau deretkan senyum manis beserta bulir-bulir air mata”
meleleh luluh lantakkan garang hati
melihatmu membariskan punggung tepat di kedua bola mataku
yang nanar menatapmu hilang
Like this:
Like Loading...
Related
Awesome writing style!