Ziarah dalam ensiklopedi umum dimaknai sebagai salah satu praktik sebagian besar umat beragama yang memiliki makna moral yang penting. Kadang-kadang ziarah dilakukan ke suatu tempat yang suci dan penting bagi keyakinan dan iman yang bersangkutan. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali, meneguhkan iman atau menyucikan diri. Orang yang melakukan perjalanan ini disebut peziarah.
Massiara dalam konteks ini dipadankan dengan Lebaran yaitu mengunjungi orang atau sanak famili terdekat dengan maksud untuk menjalin silaturrahim serta menggenapkan ibadah ramadhlan dengan saling maaf memafkan. Akan tetapi kunjungan dari rumah kerumah sekarang tidak lagi dilakukan oleh kebanyakan orang (kecuali anak kecil yang berkeliling kampung minta hadiah lebaran). Hal ini tergantikan dengan telepon, sms, dan video call untuk menjadi sarana menyampaikan ucapan dan permohonan maaf kepada sanak saudara. Meskipun terlihat lebih efektif, murah, simpel, praktis, akan tetapi nuansa Ziarahnya telah hilang, yaitu saling mengunjungi satu sama lain yang tentunya memiliki kesan yang lebih mendalam dalam memperkukuh jalinan silaturrahim dan keiklasan untuk saling memaafkan.
Pengharapan kemudian adalah bahwa penggunaan media tekhnologi sebagai perwakilan dari “Ziarah” semoga hanya pada hal-hal tertentu saja dan tidak menafikan perlunya melakukan “Ziarah Sebenarnya” yaitu melakukan perjalan untuk mengunjugi tepat suci, mengunjungi kuburan, dan mengunjungi sanak keluarga”. Karena tidak mungkin kita ziarah ke-Kuburan, Ziarah ke Tempat Suci, dan Ziarah kerumah sanak keluarga dilakukan hanya melalui, telepon, sms, apalagi video call.
oh…namanya massiara…
klo disini ya ziarah… intinya sih sama
oh…namanya massiara…
klo disini ya ziarah… intinya sih sama
hehehe iyya… sama aja…. makananya yg beda. klo disana kan pake uli yah hehehehehe
hehehe iyya… sama aja…. makananya yg beda. klo disana kan pake uli yah hehehehehe