Apa yang dimaksud dengan Aqidah

sujudSecara etimologis (lughatan), Aqidah berakar dari kata :

 أَقَـدَ, يَـعْـقِـدُ, عَـقْـدًا, عَـقِـيْـدَةٌ

Aqidah berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan (Al-Munawir, 1984, hal.1023). Relevansi antara arti kata  ‘aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh didalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Secara terminologis (istilahan), terdapat beberpa definisi antara lain :

أََْلْعَـقَـا ئِدُ هِىَ اْلأمُوْرُ الَّتِى َيجِبُ أَنْ يُصَدِّقَ بِـهَا قَـلْـبُكَ وَتَـطْمَئِنُّ إِلَـيْـهَا نَـفْسُكَ وَتَكُوْنُ يَـقِـيْـنًا عِـنْدَكَ لاَ يُمَازِجُهُ رَيْـبٌ وَلاَ يُـخَالِـطُهُ شَكٌّ.

 “Aqa’id (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati (mu), untuk mendatang ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengnan keragu-raguan.” (Al-Banna, tt., hal.465).

أَلْعَـقِـيْدَةُ هِىَ مَجْمُوْعَـةٌ مِنْ قَـضَايَا الْحَقِّ الْبَدَهِـيَّةِ الْمُسَلَّمَـةِ بِا الْعَـقْلِ, وَالسَّمْعِ وَالْـفِطْـرَةِ , يَـعْـقِدُ عَـلَـيْـهَا صَدْرُهُ جَازِمًا بِـصِحَّـتِـهَا, قَاطِـعًا بِـوُجُوْدِهَا وَثُـبُوْتِـهَا لاَيَـرَى خلاَفَـهَا أَنَّـهُ يُـصِحُّ أَوْ يَكُوْنُ أَبَـدًا

“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyui dan fthrah. (Kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia) di dalam hati (serta) diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara pasti) dzn ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.” (Al-Jazairy, 1978, hal.21). Untuk lebih memahami kedua defenisi di atas kita perlu mengemukakan beberapa catatan tambahan sebagai berikut :

  1. Ilmu terbagi dua : pertama ilmu dharuri, kedua ilmu nazhari. Ilmu yang dihasilkan oleh indera, dan tidak memerlukan dalil disebut ilmu dharuri. Misalnya apabila anda melihat tali di hadapan mata, Anda tidak memerlukan lagi dalil atau bukti bahwa benda itu ada. Sedangkan i9lmu yang memerlukan dalil atau pembuktian disebut ilmu nazhari. Misalnya ketiga sisi segitiga sama sisi mempunyai panjang yang sama, memerlukan dalil bagi orang-orang yang belum mengetahui teori itu. Di antara ilmu nazhari itu, ada hal-hal yang karena sudah sangat umum dan terkenal tidak memerlukan lagi dalil, misalnya sebagian lebih sedikit dari seluruh. Kalau sebuah roti kita potong sepertiganya, maka yang dua pertiga tentu lebih banyak dari yang sepertiga, tetapi hal itu pasti diketahui oleh siapa saja termasuk oleh anak kecil sekalipun. Hal inilah yang disebut badihiyah. Jadi badihiyah adalah segala sesuatu yang kebenarannya perlu dalil pembuktian, tetapi karena sudah sangat umum dan mendarah daging maka kebenaran itu tidak lagi perlu pembuktian.
  2. Setiap manusia memiliki fithrah mengakui kebenaran (bertuhan), indera untuk mencari kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan memerlukan wahyu untuk menjadi pedoman menentukan mana yang benar dan mana yang tidak. Tentang Tuhan, misalnya, setiap manusia memiliki fithrah bertuhan, dengan indera dan akal dia bisa membuktikan adanya Tuhan, tetapi hanya wahyulah yang menunjukkan kepadanya siapa Tuhan yang sebenarnya.
  3. Keyakinan tidak boleh bercampur sedikit pun dengan keraguan. Sebelum seseorang sampai ke tingkat yakin (ilmu) dia akan mengalami lebih dahulu pertama: Syak. Yaitu sama kuat antara membenarkan sesuatu atau menolaknya. Kedua : Zhan : Salah satu lebih kuat sedikit dari yang lainnya karena ada dalil yang menguatkannya. Ketiga : Ghalabatuz zhan : cenderung lebih menguatkan salah satu karena sudah meyakini dalil kebenarannya. Keyakinan yang sudah sampai ke tingkat ilmu inilah yang disebut dengan aqidah.
  4. Aqidah harus mendatangkan ketenteraman jiwa. Artinya lahirnya seseorang bisa saja pura-pura meyakini sesuatu, akan tetapi hal itu tidak akan mendatangkan ketenangan jiwa, karena dia harus melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan keyakinannya.
  5. Bila seseorang sudah meyakini suatu kebenaran, dia harus menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. Artinya seseorang tidak akan bisa meyakini sekaligus dua hal yang bertentangan.

2 Replies to “Apa yang dimaksud dengan Aqidah”

  1. Artikel yang sangat bagus …
    Informasi yang disampaikan sangat bermanfaat …
    Mohon informasinya min …
    Bagaimana tata cara menulis yang baik dan benar sehingga nantinya menarik di baca dan tulisan yang dimuat bisa bermanfaat bagi orang lain??
    Mohon ulasannya …
    Terimakasih salam kenal …

    1. Terima kasih

      Tata cara menulis sebenarnya tergantung pada jenis tulisan yang akan dibuat. Jika artikel ilmiah maka tentu yang baik mengikuti template penulisan yang dibuat (mis skripsi, jurnla, disertasi atau tesis) untuk tulisan ilmiah populer lebih fleksibel tetapi tetapi memuat tiga bagian, pendahuluan (lead) isi dan kesimpulan.
      Yang paling utama dan biasanya menarik minat pembaca adalah pemilihan tema dan topik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *